Masih gerimis saat dua sejoli itu mengemasi barang yang akan dibawa ke pesantren. Tidak semuanya, tapi hanya beberapa pakaian dan kerudung yang nantinya akan dipakai Nisa. Gus Azzam membantu mengemasi…
“Ning Miftah ke mana, Gus?” tanya Nisa saat membuka pintu rumah. Tak dilihatnya sang suami membawa istri pertama, padahal tadi pamitnya akan menjemput Ning Miftah. Gus Azzam menggeleng pelan dengan…
Pak Kyai Ridho memegang keningnya yang mulai terasa pusing. Tak menyangka bahwa apa yang dulu telah direncanakan oleh dua sahabat saat di pesantren, kini balik menyerangnya. Dulu, saat masih menjadi…
Mobil yang dikendarai orang tua Gus Azzam meninggalkan rumah mungil itu. Suara yang tadinya ramai, tiba-tiba terasa sepi, dingin, dan mencekam. Tak ada yang mulai berbicara, masing-masing sibuk dengan pikiran…
“Ini obat terakhir. Kalo belum sembuh juga, perlu diperiksa lebih intensif lagi,” kata Nisa sambil mengangsurkan beberapa butir obat. “Matur suwun, sudah perhatian sama saya,” ucap Gus Azzam. “Hm, sama-sama.”…
“Dasar manja!” kata Nisa sambil melirik tak suka. Gus Azzam menggaruk rambutnya yang tak gatal dengan senyum terukir. Masih menunggu keputusan dari istrinya. “Males banget. Makan sendiri aja.” “Lha? Kok…
“Makan sendiri, gak usah manja!” kata Nisa sambil meletakkan nampan yang berisi piring dan segelas air putih di atas meja. Juga ada beberapa butir obat yang telah dibawakan oleh Kang…
Beberapa menit lagi, Ning Miftah sudah sampai di rumahnya sendiri. Segera dihapusnya air mata yang tak disadarinya telah menetes dan membasahi kerudung yang dia kenakan. Hatinya yang rapuh tak bisa…
“Kenapa malah di kamar Nisa sih?” tanya Nisa sambil memutar bola matanya. Bu Bila tersenyum menanggapi pertanyaan itu. Sebenarnya siapa pun tahu bahwa itu adalah pertanyaan yang tak membutuhkan jawaban.…
Para santriwati mempersiapkan segala kerajinan dan perlengkapan yang akan dibawa ke acara bazar. Setelah siap, mereka menaiki mobil bersama Bu Nyai dan Kang Salam. Gus Azzam tersenyum simpul melihat antuasias…